Jumat, 09 Januari 2009

Membangun Keluarga Sakinah



Oleh : KH Abdullah Gymnastiar

ManajemenQolbu.Com : Alhamdulillaahirabbil 'aalamiin, Allahuma shalli 'ala Muhammad wa'ala aalihi washahbihii ajmai'iin. Saudara-saudara yang baik, Alangkah beruntungnya andaikata selama hidup yang sebentar ini kita diberikan karunia rumah tangga yang sakinah, rumah tangga yang penuh dengan ketentraman.Karena sebuah rumah tangga akan menjadi basis ,sepatutnya rumah tangga menjadi pangkalan ; ketika diluar gelisah tetapi ketika masuk rumah menjadi tentram, ketika di luar lelah masuk rumah Insya Allah menjadi kuat, diluar tergelincir berlumpur dosa masuk ke rumah mempunyai kemampuan bertaubat.

Andaikata rumah tangga ini benar-benar dengan sadar dijadikan pangkalan. Subhanalloh betapa banyak orang yang berumah tangga kemudian akan melejit kemampuannya. Bayangkanlah seorang istri dengan latar belakang kemampuan masa lalu yang berbeda bertemu dengan seorang suami yang latar belakang keilmuan dan wawasan yang berbeda, hal ini pasti membutuhkan sebuah energi. Belum lagi pengalaman mertua, belum lagi ada anak-anak yang mungkin dari rumah ke sekolah bisa menghimpun suatu informasi, kemampuan yang seharusnya setiap masuk ke rumah menjadi semakin meningkat. Namun kenyataannya tidak sedikit orang yang malah menjadi parah dengan berumah tangga ,ada yang suaminya dikantor dikenal tapi dirumah tidak ada harga sama sekali. Di kantor memimpin ribuan orang ; sebagai direktur misalnya, tetapi dirumahnya untuk memimpin dua orang anak saja hampir gagal. Ada yang dikantornya dihormati tetapi di keluarganya sendiri ditertawakan.

Tidak sedikit kita lihat rumah tangga seseorang atau karir seorang ayah terpelanting atau coreng moreng oleh anaknya sendiri ,seorang ibu terjungkal oleh anak-anaknya sendiri, bahkan beberapa saat yang lalu ada seorang suami yang karirnya bagus, pendidikkannya tinggi , ketika sedang pergi ke luar negeri ternyata (maaf) Istrinya berzina.Naudzubillahi Min Dzalik.

Saudaraku, rumah tangga itu tidak seindah seperti yang kita duga kalau tidak tahu rumusnya. Lalu Kenapa rumah tangga bisa babak belur? salah satu penyebabnya adalah karena rumah tangga yang kurang ilmu sehingga visinya tidak jelas akan dibawa kemana. Ada yang arahnya hanya duniawi saja dimana alat ukurnya hanya harta atau kedudukan .Justru karena alat ukur yang salah menyebabkan cara menilainya pun menjadi salah ; anak yang pendidikannya kurang tinggi dianggap tidak sukses, bapak yang penghasilannya sedikit dianggap gagal. Begitulah yang terjadi kalau alat ukunya salah.

Ada orang yang berumah tangga tetapi ilmunya tidak bertambah, dulu memang dia belum punya anak tapi ketika sekarang mempunyai anak tentu dibutuhkan ilmu yang baru. Anak akan terus tumbuh dari TK,SD, remaja hingga dewasa , tapi ada orang yang mendidik anak memakai pola yang sama dengan zaman orang tuanya tersebut sehingga tidak cocok dengan perkembangan zaman sekarang.

Ada juga orang yang membangun rumah tangga dengan sisa waktu ; untuk keluarga sisa tenaga, sisa pikiran. Semuanya untuk kantor,untuk bisnis dan mencari uang sedangkan anak dibangun dengan sisa, lalu apa yang akan terjadi jika sesuatu dibangun dengan sisa? rumah tangga sisa waktu misalnya ; bapak berangkat sebelum anak bangun dan pulang sesudah anak tidur, akibatnya ? Anak merasa tidak punya bapak, Istri tidak ada kasih sayang.

Pahamilah sebuah rumah tangga tidak bisa dibangun hanya dengan uang, tetapi ada yang lebih berharga dari uang yaitu sikap. Makanya maaf-maaf saja bangsa kita yang babak belur begini sulit mencari pemimpin-pemimpin karena rumah tangganya belum terbentuk dengan baik. Kalau masyarakat kita rumah tangganya tidak sehat, akibatnya hanya akan melahirkan keturunan yang tidak sehat. Dan inilah yang akan menjadi pemimpin negara kita sehingga menimbulkan Negara yang tidak sehat.

Prioritas untuk perbaikan masalah ini yaitu kembali lagi kepada keluarga.“ A'udzubillaahi minasyaithoonirrojiim Wa min aayaatihii an khalaqa lakum min anfusikum azwaajal li taskuunuu ilaihaa wa ja’ala bainakum mawaddataw wa rahmatan inna fii dzaalika la aayaatil li qaumiy yatafakkaruun. Artinya: Dan diantaranya tanda-tanda kekuasaan-Nya, Dia menciptakan untuk kamu istri dari jenismu supaya kamu tenteram bersamanya. Dan Dia menjadikan cinta dan kasih sayang di antara kamu. Sesungguhnya pada yang demikian itu menjadi tanda-tanda bagi orang-orang yang berpikir.” (Q.S : Ar Ruum/30,21)

Jika seseorang menikah kurang ilmu dan hanya mengandalkan cinta saja maka ketahuilah cinta tidak cukup untuk bekal , tapi harus ada perangkat lain yang membuat rumah tangga menjadi sakinah.Jangan ada kata patah semangat, mulai saat ini kita harus sungguh-sungguh untuk menetapkan visi yang jelas dengan menjadikan sebuah rumah tangga menjadi basis ketenteraman bagai suami,istri dan anak. Yang sering terjadi justru sebaliknya, jadi seharusnya rahasia terpenting sebuah ketentraman adalah “A'udzubillaahi minasyaithoonirrojiim alaa bi dzikrillaahi tathma innul quluub” artinya : Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.(QS. 13 : 28)

Andaikata sebuah rumah tangga tidak tertanam nilai-nilai agama, tidak banyak didengarkan nama Allah,ayat-ayat Allah dan tidak pernah dipakai untuk sujud kepada Allah, Jangan heran jika rumah tangga itu tidak akan menemukan ketenteraman.Ketahuilah barokah dari ilmu agama yang dipelajari secara sistematis, ibadah yang sistematis kita lakukan, banyak dipakai untuk Sholat Tahajud, Membaca Al Qur’an, lagu-lagu yang diperdengarkan lagu-lagu yang mengingatkan kepada Allah, barang-barang yang ada adalah barang-barang yang membuat ingat kepada Allah akan menyebabkan siapapun yang masuk ke rumah kita yang diingat adalah kebesaran Allah, dan Insya Allah kita tidak menjadi sombong. Itulah rumah yang diantaranya akan mendapatkan ketentraman. Wallahu’alam(and/mikha)[www.manajemenqolbu.com]***.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar