Sabtu, 24 Juli 2010

Apakah burung Garuda benar-benar ada?

Garuda.
Garuda (Sanskerta: Garuḍa dan Bahasa Pāli Garula) adalah salah satu dewa dalam agama Hindu dan Buddha. Ia merupakan wahana Dewa Wisnu, salah satu Trimurti atau manifestasi bentuk Tuhan dalam agama Hindu. Garuda digambarkan bertubuh emas, berwajah putih, bersayap merah. Paruh dan sayapnya mirip elang, tetapi tubuhnya seperti manusia. Ukurannya besar sehingga dapat menghalangi matahari.

Bangsa Jepang juga mengenal Garuda, yang mereka sebut Karura. Di Thailand disebut sebagai Krut atau Pha Krut.

Indonesia dan Thailand menggunakan Garuda sebagai lambang negara.

Garuda adalah seekor burung mitologis, setengah manusia setengah burung, wahana Wisnu. Ia adalah raja burung-burung dan merupakan keturunan Kaśyapa dan Winatā, salah seorang putri Dakṣa. Ia musuh bebuyutan para ular, sebuah sifat yang diwarisinya dari ibunya, yang pernah bertengkar dengan sesama istri dan atasannya, yaitu Kadru, ibu para ular.

Sinar Garuda sangat terang sehingga para dewa mengiranya Agni (Dewa Api) dan memujanya. Garuda seringkali dilukiskan memiliki kepala, sayap, ekor dan moncong burung elang, dan tubuh, tangan dan kaki seorang manusia. Mukanya putih, sayapnya merah, dan tubuhnya berwarna keemasan.

Ia memiliki putera bernama Sempati (Sampāti) dan istrinya adalah Unnati atau Wināyakā. Menurut kitab Mahabharata, orang tuanya memberinya kebebasan untuk memangsa manusia, tetapi tidak boleh kaum brahmana. Suatu ketika, ia menelan seorang brahmana dan istrinya. Lalu tenggorokannya terbakar, kemudian ia muntahkan lagi.

Garuda dikatakan pernah mencuri amerta dari para dewa untuk membebaskan ibunya dari cengkeraman Kadru. Kemudian Indra mengetahuinya dan bertempur hebat dengannya. Amerta dapat direbut kembali, tetapi Indra luka parah dan kilatnya (bajra) menjadi rusak.
Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Garuda

Namun pendapat lain juga perlu Anda baca disini :
Garuda Yang Terancam Punah
Garuda, burung yang menjadi simbol negara Indonesia kini kian terancam punah. Garuda itu adalah Elang Jawa, burung elang yang bernama latin Spizaetus Bartelzi. Elang Jawa memang amat identik dengan Garuda karena memiliki jambul dikepalanya, sehingga gambaran Garuda amat dekat dengannya.


Nasib Elang Jawa, kini memang miris. Di habitat aslinya, burung ini hanya tersisa sekitar 600 ekor saja. Tak heran, badan organisasi konservasi dunia memasukkannya ke status endangered alias terancam punah.

Elang Jawa asli endemik pulau Jawa. Keberadaannya menjadi simbol adanya hutan asli didekatnya. KompasTV menjadikan salah satu obyek investigasinya untuk mengingatkan masyarakat akan pentingnya menjaga kelestarian alam.


Perjalanan mencari Elang Jawa ini mengantar tim ke desa Cibulao di kawasan Puncak, Bogor Jawa Barat. Di desa ini masih tersisa sepasang elang jawa yang menghuni kawasan hutan gunung Baut. Adalah Pak Dili, yang menjadi penjaga sepasang elang ini.


Pak Dili, lelaki berusia 63 tahun ini mengetahui dimana sarang Elang Jawa berada. Ia kerap mengantar peneliti mancanegara mengamati Elang Jawa di Gunung Baut. Berkat jasanya, kini sudah ada 3 pasang Elang Jawa di Cagar Alam Telagawarna.

Sumber : http://www.kompas-tv.com/content/view/918/115/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar